Robin atau dikenal dengan sebutan the Red billed Leiothrix ( Leiothrix lutea ) adalah burung kecil yang sempat populer di tahun 90an. Memiliki ukuran tubuh yang mungil dengan panjang antara 5 – hingga 7 CM burung robin ini yang juga memiliki nama lain yaitu Pekin Robin, Pekin Nightingale, Japanese Nightingale, dan Japanese (Hill) Robin mampu memikat hati penggemar burung kicauan. selain dari keindahan warna bulunya yang berwarna warni juga kicauannya yang tidak kalah menariknya. Burung ini memang terkenal burung yang aktif, lincah dan tentu saja cerewet, oleh karenanya burung ini pada masa jayanya selalu ada hampir di setiap rumah pecinta burung berkicau. Namun sayang semenjak merebaknya kasus Flu Burung yang melanda daratan negeri china, Pemerintah RI menutup pintu masuk bagi burung burung impor asal negeri seberang guna menghindari penyebaran virus flu Burung. dan dampaknyapun terasa hingga saat ini, keberadaan burung ini dipasaran sangat sedikit sehingga menjadikan harganya pun naik beberapa kali lipat dibanding harga sebelumnya. sekarang penggemar burung kicauan bisa mendapatkan burung ini dengan harga kurang lebih 500 hingga 800 Ribu rupiah untuk mendengarkan kicauannya.
Dihabitatnya burung ini adalah burung yang sering ditemukan hidup berkelompok dengan jumlah sekitar 10 hingga 30 burung hingga pada waktu musim kawin kelompok ini pecah menjadi pasangan pasangan dan membentuk teritorialnya sendiri sendiri. musim kawin burung ini biasanya berlangsung pada awal April sampai September dan sering ditemukan di daerah daerah yang memiliki sumber air. burung jantan akan lebih sering menyanyikan lagu yang pendek tapi bervariasi guna menarik hati betinanya.
Bertelur dengan jumlah antara satu hingga 4 telur dengan rata rata tiga telur saja. Sarang burung robin berbentuk mangkuk terbuka dengan komposisi daun daun kering dan lumut dengan jarak sekitar 3 meteran diatas tanah dan diletakan di dalam rimbunan dedaunan pohon rindang ataupun semak belukar guna menghindari serangan predator.